Sejarah gitar ini bervariasi, karena beberapa para ahli berbeda pendapat tentang sejarah gitar ini. Kata ‘gitar’ atau guitar dalam bahasa inggris. Ada yang bilang,
pada mulanya gitar ini diambil dari nama alat musik petik kuno di wilayah Persia
pada kira-kira tahun 1500 SM yang dikenal sebagai citar atau sehtar.
Alat musik ini kemudian berkembang menjadi berbagai macam model gitar
kuno yang dikenal dengan istilah umum tanbur. Dan katanya gitar yang paling relevan adalah gitar yang dibuat pada 1900-1800 SM di Babilonia. Pada tahun 476M alat musik ini dibawa oleh bangsa Romawi ke Spanyol dan bertransformasi menjadi :
- Guitarra Morisca yang berfungsi sebagai pembawa melodi.
- Guitarra Latina untuk memainkan akor.
Tiga abad kemudian, yakni pada abad ke-12 Gitar diperkenalkan ke Spanyol oleh bangsa Moor berasal
dari arab dengan membawa semacam gitar gambus dengan sebutan al ud. Menurut sejarah bahwa pada tahun 711 bangsa Arab datang ke
Spanyol untuk penyebaran agama Islam. Pengaruh bangsa Arab pada budaya
spanyol umumnya, musik khususnya tidak dapat dikatakan kecil.
Sekarangpun pengaruh Arab masih sangat terasa pada musik flamenco.
Berdasarkan konstruksi al ud Arab dan kedua model gitar dari Romawi
tersebut, bangsa Spanyol kemudian mengembangkan alat musik ini menjadi 12 fret ke badan gitar jenis
kayu tertentu untuk membuatnya, kayu pohon cemara di bagian muka, kayu
rosewood atau mahogani dibagian belakang dan samping, sehingga
menghasilkan suara yang tebal untuk nada rendah (bass) dan suara tinggi
(treble) lebih lembut dengan senar gitar baja, yang
disebut vihuela. Sebagai hasilnya, vihuela menjadi populer di Spanyol
sementara alat-alat musik pendahulunya sedikit demi sedikit
ditinggalkan. Walaupun demikian al ud dibawa orang ke negara-negara
Eropa Barat dan menyaingi popularitas vihuela di Spanyol. Di Eropa al ud
disambut dengan baik dan berkembang menjadi berbagai model lute Eropa
hingga kira-kira akhir abad ke-17. Sementara itu vihuela berkembang
terus menjadi berbagai macam gitar selama berabad-abad hingga akhirnya
menjadi gitar klasik yang digunakan pada saat ini.
Sekitar abad ke-17 di masa penjajahan, gitar masuk ke Indonesia yang dibawa oleh tawanan Belanda yang berasal dari Portugis. Pada saat Belanda memukimkan tawanan-tawanan Portugis tersebut ke kawasan berawa-rawa di Jakarta Utara, kampung Tugu. Mereka membawa sebuah gitar agar tidak merasa bosan. Dengan dimainkannya alat musik ini, bangsa Indonesia melahirkan beberapa alat musik petik yang dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong.
Ada 3 jenis gitar yang dimainkan para tawanan saat itu, yaitu :
- Gitar Monica, yang terdiri dari 3 dawai.
- Gitar Rorenga, yang terdiri dari 4 dawai.
- Gitar Jitera, yang terdiri dari 5 dawai.
Dua abad kemudian gitar dan keroncong menjadi populer di kalangan bangsawan dan kemudian menyebar ke pelosok tanah air tercinta.
Dan sekarang gitar telah memiliki banyak perubahan dan semakin canggih. Misalnya Gitar Klasik dan Gitar Elektrik.
Sampai disini ya pembahasan kita. Saya harap ini berguna untuk teman-teman :D
Gamsahamnida^^